Rekor-rekor Perjalanan Batavia-Surabaya dengan Motor Sebelum Lahirnya Jalur Pantura.


Brother semua, pecinta traveler atau anak-anak klub touring. Kemarin motortua sempat mengulas sedikit mengenai motor produksi pertama didunia yang sudah didatangkan dari Jerman langsung ke Probolinggo sejak 1893  (klik sini). Luar biasa bukan, karena negara besar lain seperti Amerika dan Jepang pada waktu belum mengenal namanya motor.

Nah, pada  edisi kali ini, motortua kembali akan mendongengkan sedikit sejarah rekor-rekor tour de java jaman dulu dari Batavia ( Jakarta ) menuju Soerabajia ( Suroboyo ) dengan transportasi sepeda motor. Pastinya jalur pantura masih belum ada. Masih semak belukar dan hutan belantara, masih banyak binatang buas seperti macan, ular, babi dan mungkin garong. heehhe

Bayangkan betapa susahnya brother, jalanan mestinya mayoritas belum beraspal alias  tampur - tanah berlumpur. Dan belum ada Pom bensin, makanya sangatlah berat. Jangankan Pom, rupa bensin aja jaman segitu orang banyak yang nggak tahu apalagi eceran, hehehe. Terus kalo mogok gimana? Ya wassalam, nggak bakal tercatat dalam sejarah pastinya.

Baca juga:
Ada yang bertanya, ah ngak juga lah itu Anyer-Panarukan bukannya sudah ada, malah sudah sejak 1810 era Gub. Daendels. La memang lewatnya rata-rata jalur situ, tapi kan  pantura belum ada seperti sekarang. Jalan Raya Post dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Situbondo) waktu itu melewati jalur tengah. Lewat Anyer terus Batavia kemudian bablas ke selatan Bandung, baru setelah itu Cirebon, Semarang hingga Panarukan.

Orang yang pertama kali melakukan tour Batavia-Surabaya  dengan motor dan tercatat dalam sejarah bernama Gerrit de RaadtPada 7 Mei 1917, de Raadt mengendarai motor merk Reading Standart dengan membukukan catatan waktu  24 jam 24 menit. Sekitar sehari semalam melewati jalur Batavia kearah Bandung, Semarang, Blora, Tjepu, menuju Soerabajia.

Gerrit de Raadt di sekitar Malang 1932

Perlu diketahui, Reading Standar merupakan motor Amerika, produksi tahun 1903 hingga 1908. Motor ini awalnya didesign oleh Charles F. Gustafson sebelum diambil alih oleh Indian Motorcycle Co. 

Sepertinya perlombaan adu cepat tour de java pada era dulu menjadi tantangan sekaligus kebanggaan tersendiri bagi para bikers. Buktinya sepuluh hari kemudian yaitu pada 17 Mei, Frits Sluijmers dan Wim Wygchel memecahkan rekor perjalanan dengan waktu 24 jam 24 menit dengan kecepatan rata-rata 42 km/jam. Kerennya lagi mereka menaklukan Batavia-Soerabajia dengan Excelsior. Excelsior merupakan produk pertama dan pionir sepedamotor pabrikan Inggris pada 1986 oleh Excelsior Motor Co.

Frits Sluimers dan Wim Wygche naik Excesior di sekitar Surabaya (1917)

Selang sembilan hari pada 26 Mei, giliran Goddy Younge dengan Harley Davidsonnya membukukan catatan waktu 17 jam dan 37 menit atau sekitar 48 km/jam rata-rata kecepatan perkilometer yang ditempuhnya. Widih, sepertinya memang produk motor Amerika laris-manis di tanah kolonial Jawa.


Goddy Younge berpose dengan Harley Davidson di Semarang (1917)

Tidak mau kalah Barend ten Dam dengan motor Indian, pada 18 September 1917 berhasil melampuai catatan rekor pengendara sebelum-sebelumnya yaitu dengan waktu 15 jam  37 menit dan dengan kecepatan rata-rata 52 km/jam. Edan, jaman segitu gimana meneer Dam ini mengatasi slip jalanan berbatu dan berlumpur. 

Goddy Younge sepertinya masih penasaran dengan rekor-rekor yang terpecahkan. Pada 24 September atau enam hari setelah Dam berhasil memecahkan rekornya, Younge kembali memacu motor Harleynya hingga membukukan waktu 1 jam 126 menit lebih cepat dari waktu Dam. Setelah itu, sang pionir pembuka jalan sekaligus sebagai orang terakhir yang tercatat dalam sejarah balapan touring Batavia-Soerabajia, Gerrit de Raadt mencetak rekor fantastis yaitu 10 jam 1 menit tetapi selang 15 tahun kemudian (18 Agustus 1932). Kali ini de Raadt menunggang motor Rudge yang merupakan hasil produk pabrikan Rudge Whitworth Cycles asal Inggris pada kurun 1911-1946. 


Walah, ternyata semua jiwa biker dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah ya?! Demen pamer dan gagah-gagahan. Tapi yang paling motortua soroti adalah betapa kayanya ambtenar atau pegawai-pegawai kulit putih di tanah kolonial jawa dulu. Coba bayangkan pada 1893, Potter sudah bisa membeli motor komersil paling pertama didunia. Dan jika brother semua amati produk-produk motor Amerika sudah banyak masuk lalu-lalang di Hindia Belanda dari Harley Davidson, Indian sampai Reading Standart. 

Sungguh istimewa tanah ibu pertiwi ini, subur makmur loh jinawi. Bagaikan Roro Jonggrang  cantik jelita sehingga banyak pangeran ingin mempersuntingnya. Dari Portugis, Inggris hingga Belanda jauh-jauh dari negri sebrang sampai rela bertukar nyawa hanya untuk mempertahankan surga dunia kita. Semoga sejarah masa lalu kita menjadi cermin para manusianya untuk selalu memelihara apa yang diperjuangkan mbah, kakek, atau buyut semua. Amin

Labels: , , , ,