Selang sembilan hari pada 26 Mei, giliran Goddy Younge dengan Harley Davidsonnya membukukan catatan waktu 17 jam dan 37 menit atau sekitar 48 km/jam rata-rata kecepatan perkilometer yang ditempuhnya. Widih, sepertinya memang produk motor Amerika laris-manis di tanah kolonial Jawa.
|
Goddy Younge berpose dengan Harley Davidson di Semarang (1917) |
Tidak mau kalah Barend ten Dam dengan motor Indian, pada 18 September 1917 berhasil melampuai catatan rekor pengendara sebelum-sebelumnya yaitu dengan waktu 15 jam 37 menit dan dengan kecepatan rata-rata 52 km/jam. Edan, jaman segitu gimana meneer Dam ini mengatasi slip jalanan berbatu dan berlumpur.
Goddy Younge sepertinya masih penasaran dengan rekor-rekor yang terpecahkan. Pada 24 September atau enam hari setelah Dam berhasil memecahkan rekornya, Younge kembali memacu motor Harleynya hingga membukukan waktu 1 jam 126 menit lebih cepat dari waktu Dam. Setelah itu, sang pionir pembuka jalan sekaligus sebagai orang terakhir yang tercatat dalam sejarah balapan touring Batavia-Soerabajia, Gerrit de Raadt mencetak rekor fantastis yaitu 10 jam 1 menit tetapi selang 15 tahun kemudian (18 Agustus 1932). Kali ini de Raadt menunggang motor Rudge yang merupakan hasil produk pabrikan Rudge Whitworth Cycles asal Inggris pada kurun 1911-1946.
Walah, ternyata semua jiwa biker dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah ya?! Demen pamer dan gagah-gagahan. Tapi yang paling motortua soroti adalah betapa kayanya ambtenar atau pegawai-pegawai kulit putih di tanah kolonial jawa dulu. Coba bayangkan pada 1893, Potter sudah bisa membeli motor komersil paling pertama didunia. Dan jika brother semua amati produk-produk motor Amerika sudah banyak masuk lalu-lalang di Hindia Belanda dari Harley Davidson, Indian sampai Reading Standart.
Sungguh istimewa tanah ibu pertiwi ini, subur makmur loh jinawi. Bagaikan Roro Jonggrang cantik jelita sehingga banyak pangeran ingin mempersuntingnya. Dari Portugis, Inggris hingga Belanda jauh-jauh dari negri sebrang sampai rela bertukar nyawa hanya untuk mempertahankan surga dunia kita. Semoga sejarah masa lalu kita menjadi cermin para manusianya untuk selalu memelihara apa yang diperjuangkan mbah, kakek, atau buyut semua. Amin